KEMESRAAN DENGAN TUHAN (Ahmad bin Isa Al-Kharraz)
"Ketahuilah bahawa, pencari hikmat sentiasa bertakwa kepada Allah, menjaga kalbu, tujuan, anggota tubuhnya dan menelaahnya. Dipusatkan tujuannya dan dikhawartirkannya bahawa yang ada padanya takkan membawanya kepada tujuan sejatinya, dan iapun takut kepada ketakpedulian, jangan-jangan gerakgeri lahirnya
boleh menyebabkan kekurangan ghairah dirinya. Maka dibebaskan dirinya dari hal itu, walau gerakgeri itu benar-benar dan patut: sebab hati penuh dengan keinginan mulia, maka dzikirnya kepada Allah akan baqa' dan menjauhi tujuan sejatinya. Maka bila dibaqakan zikrnya, serta merta fikirannyapun menjadi jernih, dan tertanamlah nur dalam kalbunya. Ia dekat kepada Allah, maka Allahpun menguasai kalbu dan tujuannya. Lalu ia berkata-kata dan bergeloralah kalbunya dengan zikrullah.
Kecintaan kepada Allahpun mengendaplah di dasar lubuk hatinya paling dalam, terhunjam kuat dalam benaknya, dan tak pernah ia melepaskannya. Maka jiwanya demikian gembira dengan percakapan lirih dengan Allah, pencarian nan gigih dan perbincangan mesra. Demikianlah keadaannya, baik dikala makan, minum, tidur, berjaga, maupun semua gerakgerinya: sebab manakala keakraban kepada Allah menguasai isi hati manusia, maka yang lain-lainya, baik lintasan-lintasan batiniah tujuan-tujuannya maupun gerakgeri lahiriahnya akan terkuasai pula. Lantas manusia itupun mengabadikannya, pergi atau datang, mengambil atau memberi. Maka beradalah dalam dirinya tujuan yang menguasai fikirannya, yakni kecintaan akan Allah dan keakraban dengan-Nya".
No comments:
Post a Comment